Sprintesgold – Mengonsumsi suplemen vitamin C memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, tidak semua orang bisa dengan mudah mengonsumsi vitamin ini. Beberapa kelompok orang sebaiknya menghindari suplemen vitamin C karena dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen vitamin C secara rutin.
Jadi, kelompok orang manakah yang sebaiknya menghindari suplemen vitamin C?
1. Penderita defisiensi metabolik
Penderita defisiensi metabolik yang disebut sebagai glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD), sebaiknya menghindari konsumsi suplemen vitamin C. G6PD merupakan enzim yang berperan melawan stres oksidatif akibat radikal bebas.
Dikutip dari WebMD, mengonsumsi terlalu banyak vitamin C dapat merusak sel darah merah penderita penyakit ini.
2. Orang yang rutin konsumsi suplemen estrogen
Bagi yang rutin mengonsumsi suplemen estrogen, sebaiknya menghindari konsumsi suplemen vitamin C secara bersamaan. Alasannya adalah vitamin C dapat menurunkan kecepatan tubuh memproses estrogen sehingga dapat meningkatkan risiko efek samping estrogen. Efek samping estrogen antara lain sakit perut, kembung, mual, rasa cemas berlebihan, pusing, dan sakit kepala.
3. Penderita penyakit ginjal kronis
Suplemen vitamin C tidak dianjurkan bagi orang yang sedang sakit atau memiliki penyakit ginjal kronis. Di sisi lain, ginjal yang rusak tidak dapat memproses vitamin C dengan baik. Kondisi ini dapat meningkatkan jumlah oksalat dalam urin. Terlalu banyak oksalat dalam urin juga meningkatkan risiko penyakit ginjal akut.
4. Orang yang rutin konsumsi suplemen niasin
Suplemen niasin dan vitamin B3 sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan vitamin C. Hal ini karena vitamin C dosis besar dapat mengurangi efektivitas suplemen niacin yang digunakan untuk mengontrol kadar kolesterol.
5. Penderita batu ginjal
Penderita batu ginjal tidak dianjurkan mengonsumsi suplemen vitamin C, apalagi secara berlebihan. Vitamin C dalam jumlah besar diketahui meningkatkan risiko atau memperburuk batu ginjal. Secara khusus, vitamin C dapat menyebabkan pembentukan gumpalan kalsium oksalat di ginjal atau saluran kemih.
6. Orang yang rutin konsumsi fluphenazine
Mereka yang sedang rutin mengonsumsi fluphenazine, sebaiknya tidak mengonsumsi suplemen vitamin C. Fluphenazine adalah obat yang umumnya dikonsumsi untuk mengatasi skizofrenia dan gejala psikotik lain. Mengonsumsi vitamin C dalam dosis tinggi, menyebabkan turunnya efektivitas fluphenazine.
7. Orang yang rutin konsumsi levothyroxine
Orang yang menerima pengobatan dengan levothyroxine juga harus menghindari suplemen vitamin C. Levothyroxine adalah obat yang digunakan untuk memasok hormon tiroid dalam tubuh. Mengonsumsi vitamin C dengan obat ini dapat meningkatkan penyerapan levothyroxine oleh tubuh. Hal ini kemudian dapat meningkatkan jumlah levothyroxine dalam tubuh secara tidak terkendali dan menimbulkan efek samping.
8. Orang yang rutin konsumsi obat kanker
Seperti diketahui, vitamin C adalah antiosidan kuat yang mampu mendukung sistem kekebalan tubuh. Namun, antioksidan ini dapat menurunkan efektivitas sejumlah obat yang digunakan untuk kanker, seperti jenis alkylating agent dan antitumor antibiotic. Jika sedang minum obat kanker, tanyakan kepada dokter sebelum mengonsumsi vitamin C.
9. Orang yang rutin konsumsi warfarin
Warfarin adalah obat yang digunakan untuk memperlambat pembekuan darah, sehingga tidak terjadi penggumpalan darah di pembuluh darah. Namun, vitamin C dalam dosis tinggi dapat menurunkan efektivitas warfarin, sehingga tetap memiliki risiko pembekuan darah.
Jika anda punya riwayat alergi terhadap vitamin ini atau bahan tambahan dalam suplemen vitamin C, hindari penggunaan suplemen tersebut dan konsultasikan dengan tim dokter kami.
Temukan suplemen sprintesgold di marketplace keseyangannya untuk menjaga daya tahan tubuhmu. Tersedia produk kesehatan lengkap, bisa dikirim secepatnya.